Nikah Itu Bukan Hanya Sekadar Tentang Bobok Halal Dengan Dia



"Kalau alasannya hanya ingin bobok halal dengan pasangan kita, niscaya anak remaja belasan tahun pun sudah inginkannya."

Kita menyadari bahwa di usia belasan tahun kita sudah mengalami pubersitas. Di sekolahan pun sudah dipelajari tentang bagaimana manusia itu berkembang biak. Di usia remaja pun jika ditanya keinginan tentang bobok halal, niscaya sebagian sudah merasa menginginkan. Sudah ada ketertarikan antar lawan jenis. Maka jika kita berniat menikah hanya karena ingin merasakan bobok halal. Tanpa mempersiapkan hal penting lainnya, entah itu pekerjaan, kesiapan mental dan perasaan tanggung jawab kepada pasangan kita. Niscaya kita hanya seperti menuruti keinginan hawa nafsu saja. Keinginan yang pada usia remaja pun setiap anak bisa mengucapkannya.

"Emang kamu rela jika diajak nikah hanya karena alasan itu?"

Sebaliknya jika kita adalah sosok yang diminta untuk dinikahi. Kita menjadi pihak yang diajak untuk menikah. Padahal memang diri kita belum ingin menikah. Kita diajak menikah karena si dia yang ngebet sekali ingin bobok halal. Bukan berarti jika kita menolaknya adalah kita menghalanginya untuk menghindari perbuatan buruk. Namun apakah kita rela jika alasannya hanya seperti itu saja. Apakah cinta dan hati kita mau menuruti alasan yang sesederhana itu. Nikah itu tentu kemauan bersama untuk berkeluarga, bukan hanya kesepakatan bersama untuk menuruti nafsu biologis saja. Jadi mungkin diri kita bisa sedikit bertanya atau mengira-ngira, apakah sosok yang ingin menikahi kita itu benar-benar ingin menikah karena inginkan kita jadi jodohnya? atau keinginan utamanya hanya karena ingin bobok halal saja?.



"Bahagia dalam keluarga itu bukan hanya tentang bobok halal, ada sosok yang harus kamu nafkahin lahir batin setiap hari."

Tentu setelah menikah, kita seharian tidak akan berada di kamar terus-terusan. Kita tidak hanya mengunci pintu di kamar sambil terus-terusan bermesra-mesraan. Berkeluarga tidak hanya tentang seharian di dalam kamar. Ada pekerjaan yang harus dilakukan, ada tanggung jawab dalam posisinya masing-masing. Ada banyak hal yang harus dilakukan sebagai suami dan istri. Kebahagiaan tidak hanya tercipta di dalam urusan kamar, itu hanya bagian dari kebahagiaannya. Kita sebagai seorang calon suami memang harus siap menafkahi, dan sebagai istri juga siap dinafkahi. 

"Jika niatnya hanya untuk gitu-gituan, ingatlah pasanganmu setiap hari akan semakin menua dan tak serupawan sekarang."

Gitu-gituan adalah memang hal yang wajar dilakukan oleh suami dan istri. Bahkan suatu keharusan jika ingin mempunyai seorang buah hati. Diantaranya hubungan itu karena memang manusia mempunyai ketertarikan fisik antar lawan jenis. Sang laki-laki tertarik dengan bentuk fisik wanitanya, dan sang perempuan pun demikian. Sehingga hampir setiap orang menginginkan sosok yang rupawan untuk dinikahinya. Hal itu menjadi bumbu pemanis dalam sebuah jalinan cinta. Namun tentu kita menyadari, bahwa pasangan kita nantinya juga akan mengeriput kulitnya. Dia akan menjadi tua, dia tidak menjadi serupawan sekarang. Dia tidak menjadi segagah atau secantik sekarang. Jadi bobok halal untuk begitu-begituan itu pun memang tidak akan kita lakukan terus menerus, ada batas waktu sampai tubuh kita memang sudah tidak bisa melakukannya. 

"Kamu akan bersama dirinya bukan hanya saat malam hari, namun hampir setiap saat kamu akan berhadapan dengan dia. Sudah siap?"



Sering kali orang tua kita berpesan bahwa jangan dulu menikah jika hanya ingin puaskan nafsu biologis kita. Berkeluarga bukan hanya tentang ranjang. Kita akan bersama pasangan kita bukan hanya saat malam hari, bukan hanya saat di dalam kamar, tidak hanya urusan ranjang. Hubungan antar dia akan begitu sering kita lakukan. Interaksi, komunikasi, bahkan tidak bisa kita pungkiri bahwa akan ada konflik-konflik kecil yang terjadi. Serta bebagai cobaan dan tantangan yang memang akan dilalui bersama. Bisa jadi setelah berkeluarga dengan dirinya, urusan ranjang untuk menjadi urusan yang nomer sekian. Atau bahkan menjadi urusan yang sudah dirasa paling utama atau diutamakan. Hal itu karena memang ada banyak hal baru yang akan kita rasakan. Hal-hal baru yang mungkin tidak pernah kita fikirkan sebelumnya.

"Nikah itu tentang hati yang selalu ingin didamaikan, tentang diri yang selalu dibahagiakan, tentang hari-hari yang selalu diberi kasih sayang. Bobok halal mungkin itu hanya bonusnya saja, hehehe."

0 Response to "Nikah Itu Bukan Hanya Sekadar Tentang Bobok Halal Dengan Dia"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.