Aku Bukan Mencari Mencari Yang Sempurna, Aku Hanya Memilih Yang Kiranya Bisa Membahagiakanku

Pernahkah kita ditanya oleh seseorang tentang kenapa kok belum menikah juga? apakah terlalu memilih pasangan? atau merasa belum ada yang cocok?. Atau berbagai pertanyaan lain yang mungkin juga sangat sulit untuk dijawab. Mungkin juga bukan sulit, namun sungkan untuk dijawab. Karena kita sendiri tidak tahu jawaban apa yang kiranya tepat, dan mau diterima oleh orang-orang yang bertanya tersebut kepada kita. Jika kita diam, justru seolah seperti membenarkan semua pertanyaan dan asumsi mereka. Namun jika dijawab, takut hal itu dikira hanya alasan kita saja. Sehingga memang kita harus memberikan alasan-alasan yang cukup jelas. Entah bakal dimengerti atau tidak, hal itu terserah mereka.

"Aku pun sedang mencari, aku tak ingin sembarangan memilih. Makanya aku mencoba tuk hati-hati."

Kita tentu berharap mendapatkan sosok pendamping dengan segera di waktu yang tepat. Namun, seringkali banyak orang menghubungkan pernikahan dengan usia kita. Padahal memang usia tidak mempengaruhi sepenuhnya kesiapan untuk menikah. Seperti halnya kedewasaan, kesiapan untuk menikah itu tak semuanya sama di usia yang sama. Walaupun kita juga menyadari, terlalu muda untuk menikah juga kurang tepat dipandang orang. Begitu pun juga jika terlalu tua, niscaya juga akan mendapatkan banyak komentar yang beraneka ragam. Sehingga kita mungkin yang sudah berusia dirasa cukup untuk menikah, namun belum menikah menjadi bahan pembicaraan. Kenapa kita kok belum menikah juga, padahal sepertinya banyak pilihan untuk dipilih. Atau banyak usaha untuk menjemput jodoh.

"Bolehlah aku mengejar apa yang aku impikan, suatu saat juga akan menikah juga. Aku sudah merencankan itu, santai saja."

Mungkin karena kita yang ingin mengejar apa yang kita impikan. Masih ada banyak yang kita wujudkan sebelum menikah nanti. Kita tentu mempunyai standar tersendiri menjelang menyambut pernikahan. Biarpun orang berkata apa, kita tentu meyakini bahwa setiap pilihan hidup yang kita jalani adalah kebebasan kit sendiri untuk memilihnya.

"Sepertinya memang ada banyak pilihan, namun yang terpilih untuk hati ini tentu bukan sembarang orang."

Kita bukan jual mahal, namun setidaknya kita punya hak untuk memilih yang terbaik buat diri kita. Setelah semua perjalanan dan pencapaian apapun yang kita raih, entah sekecil apapun itu. Bolehlah kita memilih pasangan kita sendiri, ini adalah hidup kita sendiri. Orang lain mungkin bisa memberi saran dan mengarahkan.. Namun cukup sebatas itu mungkin, yang menolak dan menerima adalah diri kita sendiri. Baru kemudian orang tua yang akan memberikan restu atau tidak. Kita tentu berusaha mendapatkan yang terbaik, karena setiap orang tentu berharap bisa mendapatkan jodoh yang kiranya paling bisa membahagiakan untuk dirinya. Semua orang tentu melakukan hal itu, tak mungkin seseorang asal sembarangan memilih jodohnya. Karena kita semua tahu dan mengerti, seseorang yang kita pilih nanti adalah orang yang akan bersama kita nanti sampai akhir usia bahkan selamanya. dalam kebahagiaan.

"Aku bukan mencari yang sempurna, aku tahu seseorang yang sempurna itu tidak ada. Aku hanya ingin memilih seseorang yang kiranya bisa membahagiakanku selamanya."

Ini bukan tentang memilih yang sempurna, bukan tentang memilih sosok yang serba punya apapun dalam hidupnya. Bukan tentang mencari sosok yang penuh dengan kelebihan dan jauh dari kekurangan. Namun kita memilih sosok yang kiranya tepat dengan kita, sosok yang pas dengan kita. Justru sebaliknya, kita memilih sosok yang akan melengkapi hidup kita. Menutupi semua kekurangan yang kita punya. Sehingga tak lain semua itu untuk membahagikan kita dan bisa membahagiakan dirinya. Orang yang sempurna itu memang tidak ada, kita memahami itu. Intinya, kita hanya berusaha dan berdoa. Mencoba memilih sosok yang sekiranya akan memapu membahagiakn kita selamanya.

Tweet